Tanggamus, MTsN 1 (Humas) – Suasana halaman MTsN 1 Tanggamus pada Senin pagi, 22 September 2025, terasa begitu khidmat ketika seluruh siswa dan guru mengikuti upacara bendera rutin. Petugas dari kelas IX H dengan wali kelas Suci Apriyantina sukses melaksanakan tugas dengan baik, namun sorotan utama datang dari pesan moral yang disampaikan oleh Lia Septiana selaku pembina upacara.

Dalam amanatnya, Lia mengangkat tema penting tentang budaya malu di kalangan pelajar. Ia menegaskan bahwa rasa malu bukanlah kelemahan, melainkan sebuah kekuatan moral yang mampu menjaga iman dan akhlak seorang muslim.

β€œRasulullah SAW bersabda, Malu adalah sebagian dari iman. Maka, seorang pelajar harus memiliki rasa malu untuk berbuat buruk, untuk melakukan maksiat, dan untuk melanggar aturan. Dengan rasa malu, kita akan terjaga dari hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain,” ungkap Lia di hadapan peserta upacara.

Lebih lanjut, Lia merinci lima bentuk sikap malu yang seharusnya melekat pada diri setiap pelajar:

  1. Malu datang tidak tepat waktu.
  2. Malu tidak melaksanakan tata tertib.
  3. Malu tidak menyelesaikan tugas dari guru.
  4. Malu berbicara kotor atau tidak sopan.
  5. Malu membuang sampah sembarangan.

Ia menekankan, kelima sikap malu itu bukan sekadar aturan sekolah, melainkan wujud nyata dari akhlak Islami yang akan membentuk karakter unggul.

Pesan Lia mendapat perhatian penuh dari siswa. Dengan gaya penyampaian yang lugas namun menyentuh, ia berhasil menggerakkan kesadaran bahwa rasa malu bukanlah penghalang untuk berprestasi, melainkan motivasi agar setiap pelajar mampu menjaga martabat dirinya.

Kepala madrasah memberikan apresiasi terhadap amanat yang disampaikan. Menurutnya, pesan budaya malu ini selaras dengan visi MTsN 1 Tanggamus yang menekankan pembinaan iman, disiplin, dan karakter mulia di kalangan peserta didik.

Melalui upacara ini, diharapkan seluruh siswa dapat membawa pulang satu pesan sederhana namun mendalam: β€œMalu itu kekuatan, bukan kelemahan.” Dengan rasa malu yang positif, pelajar tidak hanya disiplin di sekolah, tetapi juga berakhlak mulia di tengah masyarakat. (In/ Rjr)